Perlahan saudara-saudara kita harus dijauhkan dari lingkaran kehidupan penjudi. Dengan mengajak mereka aktif dalam kegiatan yang menyejukkan suasana hatinya, seperti shalat jama’ah, dzikir, menuntut ilmu, sedekah, tilawah Al-Qur’ an, dst. Syahwat ingin meraih kekayaan instan tanpa perlu bekerja keras, menjadi alasan utama para penjudi konvesioanl maupun online. Padahal, ini sungguh kelicikan dan perangkat setan yang disebut tazyin, yaitu memandang baik semua perbuatan maksiat. Karena lebih banyak mudharat dari manfaatnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan fatwa haram. Disebutkan dalam fatwa tersebut, bahwa dua jenis judi, yaitu online maupun offline, hukumnya sama-sama haram.
Iif 2024: Sustainable Investment In Indonesia ‘the Danish Way’
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua subjek lebih berorientasi masa depan terhadap pendidikan dan pekerjaan. Lalu, sebanyak 84 persen dari mereka yang disurvei bilang juga kalau iklan judi online sering banget muncul di konten media sosial. Nah, ini yang bikin banyak orang jadi penasaran dan tertarik buat buka situs-situs judi itu.
Tengku Dewi Tak Berharap Terus Dinafkahi Andrew Andika: Saya Bisa Cari Duit Sendiri
Bahkan tak sedikit warga negara Indonesia yang juga dijaring untuk ikut mengoperasikan praktik judi online tersebut di negara-negara itu. Di Finlandia, judi diatur oleh monopoli negara yang sangat ketat. Budaya di sini cenderung lebih konservatif dalam hal mengambil risiko finansial. Kamu bisa aja jadi penasaran dan mikir, “Apa sih yang seru dari judi ini? ” Akhirnya, rasa penasaran itu bisa jadi minat beneran. Inilah kenapa lingkungan sosial, termasuk di dunia maya, punya pengaruh besar terhadap minat dan perilaku sehari-hari kita.
Kecanduan judi online membutuhkan pendampingan dan intervensi psikologis yang serius mengingat kompleksnya dampak yang ditimbulkan. Melakukan konseling atau psikoterapi dengan psikolog dapat dilakukan secara rutin dengan komitmen yang kuat. Judi on-line bukan hanya merugikan finansial, tapi juga mental, sosial, dan karir, 80% diantaranya adalah masyarakat menengah ke bawah.
“Jadi sekarang ini kami dari KBRI memprediksi hanya sekitar 60 persen yang bekerja di on the internet betting dan sisanya 40 persen itu yang bekerja di bisnis-bisnis pendukungnya itu tadi,” sambungnya. Ignasius Yosanda Nono, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, dan I Putu Gede Seputra, “Penegakan Hukum Terhadap Selebgram Yang Mempromosikan Situs Judi Online”, Jurnal Analogi Hukum, Vol. [Islamidotco] dihidupi oleh jaringan penulis, videomaker dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin.
Kecanduan judi online berdampak pada prioritas dan rencana keuangan. Buatlah perencanaan keuangan yang realistis, misalnya dimulai dengan melunasi hutang, mencari sumber penghasilan yang baru, atau menyisihkan uang untuk kebutuhan jangka panjang. Anak muda Amerika Serikat tumbuh dengan banyak pilihan untuk berjudi, baik secara langsung maupun online, sehingga minat mereka terhadap judi online dianggap cukup tinggi, meskipun mungkin tidak setinggi di Spanyol. Penelitian berjudul Online identifications and Social Impact in Social Network Gaming Exposure (2021) menunjukkan bahwa semakin sering kamu nimbrung di grup online, semakin besar peluang kamu tertarik sama konten perjudian.